Ceramah Agama Upadate Terbaru

#BuyaYahyaMenjawab - Menyikapi Perbedaan Hari Raya

#BuyaYahyaMenjawab


Assalamu’alaikum.
Buya saya mau bertanya. Ada kabar lebaran Idul Adha tahun ini ada perbedaan antara salah satu ormas Islam dengan yang lainnya. Bagaimana cara yang benar dalam menyikapinya ?


Wa’alaikumsalam.
Ini adalah perbedaan yang tidak seharusnya mengganggu keharmonisan umat islam. Sebab perbedaan disini berangkat dari upaya ulama dalam menetapkan awal bulan dengan ilmu yang berkenaan dengan masalah tersebut. Disini ada beberapa sebab perbedaan, diantaranya yang paling jelas ada dua sebab.

Sebab pertama :
Apakah jika bulan dilihat di satu tempat (matla'), tempat-tempat yang lainnya juga boleh mengikutinya? Dalam madzhab Syafi'i disebutkan tidak boleh, sementara menurut madzhab yang lainnya bagi negeri yang mengiringinya yang datang waktunya menyusul dari negeri terlihat hilal boleh mengikuti dalam menetapkan awal bulan.

Sebab kedua:
Bolehkah menetapkan awal bulan dengan hisab (perhitungan) ahli falak? Dalam hal ini hampir disepakati oleh ulama bahwa tidak boleh menetapkan awal bulan dengan hisab, akan tetapi ada pendapat seorang imam besar dalam madzhab Syafi’i yaitu imam Subuki, bahwa hisab bisa dijadikan sandaran disaat rukyah tidak bisa, bahkan hisab bisa didahulukan daripada rukyahnya satu orang.

Kesimpulannya, perbedaan dalam hal ini sangat mudah untuk menyelesaikannya asalkan ada keinsyafan dari kita akan pentingnya syiar kebersamaan dalam Islam. Kita serahkan saja kepada pemerintah untuk menyeragamkan masalah ini dan bagi pemerintah boleh ambil pendapat mana saja yang lebih manfaat untuk syiar dan persatuan ummat. Dan disaat pemerintah sudah menetapkan satu ketetapan jangan sampai ada yang berbeda, sebab keputusan yang di ambil pemerintah adalah untuk menghindari perbedaan sesuai yang terkukuhkan dalam kaidah dalam fiqih (hukmul hakim yarfa’ul hilaf). Wallahu a'lam bishshawab.


Sumber: https://www.facebook.com/buyayahya.albahjah

Buya Yahya - Benarkah Nabi Muhammad SAW Tidak Ada Jaminan Masuk Surga ?


Copyright : Majelis Albahjah

Ceramah Buya Yahya 
(Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah-Cirebon)
Tema Kajian : Tanya - Jawab Agama
[Benarkah Nabi Muhammad SAW Tidak Ada Jaminan Masuk Surga ?]

Video ini adalah Tanggapan dan Sekaligus Jawaban Buya Yahya terhadap Penjelasan salah seorang Ulama' Ahli Tafsir Indonesia yang menyatakan bahwa "Nabi Muhammad SAW Tidak Mempunyai Jaminan Masuk Surga".


Assalamu 'Alaikum wr. Wb.
Sauadara dan saudari pecinta Rosululloh.....

Semoga Alloh mengampuni kami dan siapapun yang khilaf dan salah dalam menulis membaca berbicara dan berkomentar. Dan semoga semua selalu dalam lindungan Alloh... Hidayah dari Alloh.... itulah Do'a yang seharusnya selalu ada di hati kita... Bukan sekedar menghujat....

Akan tetapi jika ada sisi yang harus diluruskan dari siapapun itu adalah kewajiban bersama karena kecintaan kita kepada sesama kaum muslimin..... Saat kami menanggapi urain yang mengatakan bahwa tidak ada jaminan surga unuk Rosululloh.... kami jelaskan..

1. Siapaun yang mengatakan tidak ada jaminan bagi Rosululloh untuk masuk surga adalah keluar dari Islam....Karena telah datang riwayat yang banyak juga ayat-ayat Al-Qur'an tentang jaminan orang yang bertaqwa akan masuk surga....Dan Nabi Muhammad adalah paling bertaqwanya manusia. Artinya yang mengingkari jaminan surga untuk Rosululloh adalah menginggkari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits-Hadits shohih.

2. Dan kami katakan semoga bapak Qurasy Shihab (QS) tidak mungkin berkeyakin seperti itu....
Artinya ungkapan QS adalah kepleset. Kalimat yang berbahaya. Apa lagi di zaman ini di saat banyak orang sudah berani menghujat Nabi Muhammad SAW dengan mudah. Maka dalam berucappun kita harus hati-hati.

3. Kami katakan kepleset bukan Kafir karena QS yang semula menegaskan tidak ada jaminan surga untuk Rosululloh pada akhirnya membawa satu riwayat Hadist yang justru menunjukkan Rosululloh mendapat jaminan surga karena rahmat Alloh....
Bahkan membawa ayat Al-Qur'an yang menunjukkan Rosululloh mendapatkan jaminan surga....

4. Artinya kalau mau disimpulkan bahwa ungkapan Rosululloh tidak mendapatkan jaminan surga... Yang menolak adalah ungkapan QS sendiri

5. Kita harus cermat saat itu QS di tanya tentang jaminan surga untuk Rosululloh.. Dijawab langsung bahwa "Tidak benar saya ulangi tidak benar bahwa nabi Muhammad sudah dapat jaminan Surga", Jika jawabanya dalam konteks amal maka tidak sesuai dengan pertanyaan...
Dan jika seandainya pertanyaannya dalam dalam konteks amal sebaiknya tidak mengatakan Nabi Muhammad tidak ada jaminan surga..

Akan tetapi hendaknya berkata.... (Nabi Muhammad memang sudah mendapatkan jaminan surga akan tetapi itu bukan karena Amalnya akan tetapi karena rahmat Alloh.) Karena inilah maka kami katakan kepleset.... Kepleset atau salah ucap atau salah karena mungkin sekali terjadi kepada kami dan juga kepada Qs salah ucap... Sebab kita manusia dan bukan Malaikat atau Nabi yang tidak bisa salah.

6. Dalam konteks amal di tanggapan kami ...
Kami juga jelaskan bahwa dalam Aqidah Ahli Sunnah Waljamaah Alloh boleh memasukkan ke surga orang kafir atau memasukkan ke neraka seorang Nabi ...
Itu secara akal karena memasukkan ke Neraka dan Surga adalah hak Prerogatif Alloh.... ..
Ini dalam konteks dialog Aqidah tentang kuasa Alloh yang mutlaq terhadap semua makhluqnya....
Akan tetapi Itu boleh secara akal....

Tapi secara Syar'i tidak terjadi. Sebab Tidak mungkin Abu Lahab yang sudah disebut dalam Al-Qur'an di Neraka lalu masuk Surga atau Rosululloh yang sudah dijamin Surga lalu masuk Neraka ....
Ini adalah Penjabaran Aqidah panjang lebar...
Lihat di kajian silsilah Aqidah kami dengan Kitab Ummul Barohin....

7. Maka sungguh benar saat Qs berkata : "Tapi buat kita kiai sebesar apapun jangan pastikan dia masuk surga", ini adalah kita manusia biasa bukan Rosululloh SAW. Kalau Rosululloh sudah dijamin surga. Dan jangan disamakan kita dengan Rosululloh SAW.

Yang terakhir kami juga mohon maaf jika telah membuat sebagian kaum muslimin bingung dan tidak nyaman dengan tanggapan kami saat di Majelis Al-Bahjah.
Akan tetapi itu semua tidak bertujuan merendahkan atau menghujat siapapun tapi hanya menjelaskan jika ada saudara kita yang berucap membingungkan atau tidak pantas tentang Rosululloh dan Syariat Islam di kalangan masyarakat luas yang mungkin juga awam. Jika kami harus disalahkan semoga Alloh mengampuni kami...

Dan kami ucapkan trimakasih kepada yang telah mengkritisi semua tulisan dan kajian kami semoga Alloh membalas dengan segala kebaikan di dunia dan akhirat. Bagi kami merupakan kebahagian yang luar biasa jika setelah ini tidak ada lagi yang berkata Nabi Tidak mendapatkan jaminan Surga. Semoga Alloh senantiasa memberikan kepada kita kecintaan, kecemburuan, serta kerinduan kepada Rosululloh SAW. Mohon dibaca dengan cermat agar tidak terjadi salah faham.mohon doakan kami slalu!

Wallohu A'lam Bish-Showab


Tags: Tanya-Jawab Agama, Buya Yahya, Youtube Buya Yahya, Ceramah Buya Yahya, Video Buya Yahya, Kajian Buya Yahya, Anda Bertanya Buya Menjawab.

Pesan Buya Yahya Kepada Mertua dan Menantu


Copyright : Majelis Albahjah

Ceramah Buya Yahya 
(Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah-Cirebon)
Tema Kajian : Pernikahan
[Pesan Kepada Mertua dan Menantu]

Seorang anak patuh kepada bapaknya untuk menceraikan pasangannya jika :
1. Melanggar syariat yang sudah tidak ada khilaf di dalamnya
2. Jika Ada akhlak yang menyakitkan
~Di dalam rumah tangga pasti ada problematika kehidupan, maka dari itu jangan segala yang terjadi kamu perdengarkan kepada orang tua mu. Orang tua jangan sering ikut-ikutan rumah tangga anaknya yang masih baru, karena proses rumah tangga baru paling tidak memerlukan waktu 5 tahun untuk menyesuaikan. 
~Jika ada masalah selesikan secepatnya, jangan dibiarkan berlarut-larut agar tidak berkembang dan menjadi masalah yang lebih besar.

Tim Da'wah Cirebon Al-Bahjah
Sentuh Nurani, Gali Potensi diri

Tags: Buya Yahya, Youtube Buya Yahya, Ceramah Buya Yahya, Video Buya Yahya, Kajian Buya Yahya, Ceramah pernikah, Ceramah Tentang pesan rumah tangga, Kajian rumah tangga, pesan buat penganten baru, Tuntunan rumah tangga, Tceramah terbaru tentang pernikahan, hukum menceraikan istri yang berkhlak buruk
 
Copyright © 1434 H. Ceramah Agama - All Rights Reserved - Yusuf Mansur
Template Created by Creating Website | Proudly powered by Blogger